Acara kajian sore itu dimulai dari laporan Absen, oleh petugas Absen.
seperti biasa petugas Absen menyampaikan jumlah warga yang hadir, warga
yang tidak hadir berserta alasan ketidakhadiran, dan peserta baru atau
dalam bahasa yang lazim di gunakan di tempat kami namanya "mustamik
(pendengar)".
Kebetulan sore itu ada mustamik baru,seorang bapak bapak yang sudah cukup umur, kurang lebih usianya 50 s/d 60 tahun dan seperti biasanya pula ketika ada mustamik baru akan di tanya oleh ustadz, "Kenal / tahu kajian ini dari mana?". jawaban bisa bermacam macam, bisa dari teman, bisa dari Radio (yang merupakan jawaban terbanyak), bisa dari saudara. Jawaban mustamik baru sore itu, beliau mengatakan bahwa beliau ikut kajian ini karena di ajak oleh anaknya yang sudah kurang lebih7 tahun di kajian ini. mendengar jawaban itu bapak ustadz kemudian memberikan komentar. "ALHAMDULILLAH BERARTI DOA BAPAK TELAH DIKABULKAN OLEH ALLAH SWT". Doa yang mana? yaitu doa "robbana hablana min ajwazina wa dzurriyatina qurota'ayun" tidak ada kebahagiaan, tidak ada kesenangan yang melebihi daripada seseorang yang mempunyai anak yang mengajak ke jalan Allah. demikian pak ustadz menerangkan lebih lanjut.
Masih menurut pak ustadz bahwa anak itu ada 4 (empat) kriteria ;
Yang pertama : Anak Sebagai Musuh, dimana anak ini sangat menyusahkan, selalu menentang orang tua, membantah orang tua, berani kepada orang tua dan berada di jalan yang sesat / jalan syetan, selalu mengerjakan dosa, bahkan sampai mengancam keselamatan dan ketentraman orang tua. sebagai mana telah di singgung Allah dan Al Qur'an di surat At Tagabun : ayat 14
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Surah At-Tagabun (64:14)
Yang Kedua : Anak sebagai Cobaan atau Ujian atau Fitnah. dalam golongan kedua ini bisa jadi si anak ini anak yang penurut baik sikapnya tetapi sakit sakitan sehingga harus sebentar bentar masuk rumah sakit, bisa jadi juga anak ini sehat, baik namun selalu membuat orang tua sedih karena ketidak berdayaan si anak, bisa jadi juga anaknya sehat, tidak pernah berani dengan orang tua tetapi selalu bikin masalah dengan tetangga. Pada initinya golongan anak kedua ini adalah "Menguji kesabaran orang tua dalam menghadapi situasi yang di berikan Allah dengan adanya anak ini". Allah juga telah menerangkan kepada kita tentang anak sebagai Fitnah atau cobaan ini dalam Al-Qur'an surat Al Anfal ayat 28
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. Surah Al-Anfal (8:28)
Demikian juga di sampaikan Allah dalam surat : At Tagabun ayat 15
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Surah At-Tagabun (64:15)
Yang Ke Tiga : Anak sebagai Kebahagiaan/ Kebanggaan Duniawi saja. Dalam hal ini di contohkan oleh Pak ustadz, dengan cerita seorang Bapak yang hidup di desa mempunyai anak di kota, anaknyamempunyai usaha yang sukses sehingga kaya raya. suatu saat si anak ini pulang kampung (mudik) dan menunjukkan kekayaannya dengan membawa sebuah mobil baru yang harganya cukup mahal, yang tidak mungkin warga di desanya membeli mobil seperti mobil si anak ini. Si Bapak merasa bangga dengan keberhasilan anaknya, Dia menceritakan kepada tetangga tetangga nya tentang keberhasilan anaknya di kota. Dan perilaku orang tua ini "saking bangganya" kepada anakknya sampai sampai Dia seperti pembantu dan anaknya sebagai majikan. akan tetapi itu di anggap hal lumrah. karena "saking bangganya" kepada si anak yang sukses itu. padahal si anak ini sukses hanya dalam hal urusan dunia. tetapi si orang tua tetap bangga.
Keadaan ini sebenarnya telah di peringatkan oleh Allah dalam surat Ali imron ayat 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآب
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Surah Ali 'Imran (3:14)
di sisi Allahlah tempat kembali yang baik. Oleh karena itulah Allah mengajarkan kepada kita untuk berdo'a agar di berikan pendamping dan anak yang menyenangkan hati, baik dunia dan Akhirat, Doa ini di ajarkan kepada kita lewat surat Al Furqan ayat 74
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامً
Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Surah Al-Furqan (25:74)
dan ini lah golongan yang terakhir, yaitu
Yang ke Empat : Anak yang menyenangkan Hati . Semoga kita termasuk orang orang yang di kabulkan doanya sehingga mempunyai pendamping dan anak yang menyenangkan hati, yang menjadi pemimpin bagi orang orang yang beriman. yang tentunya bisa membawa kita ke jalan Allah SWT... Aamiin
Kebetulan sore itu ada mustamik baru,seorang bapak bapak yang sudah cukup umur, kurang lebih usianya 50 s/d 60 tahun dan seperti biasanya pula ketika ada mustamik baru akan di tanya oleh ustadz, "Kenal / tahu kajian ini dari mana?". jawaban bisa bermacam macam, bisa dari teman, bisa dari Radio (yang merupakan jawaban terbanyak), bisa dari saudara. Jawaban mustamik baru sore itu, beliau mengatakan bahwa beliau ikut kajian ini karena di ajak oleh anaknya yang sudah kurang lebih7 tahun di kajian ini. mendengar jawaban itu bapak ustadz kemudian memberikan komentar. "ALHAMDULILLAH BERARTI DOA BAPAK TELAH DIKABULKAN OLEH ALLAH SWT". Doa yang mana? yaitu doa "robbana hablana min ajwazina wa dzurriyatina qurota'ayun" tidak ada kebahagiaan, tidak ada kesenangan yang melebihi daripada seseorang yang mempunyai anak yang mengajak ke jalan Allah. demikian pak ustadz menerangkan lebih lanjut.
Masih menurut pak ustadz bahwa anak itu ada 4 (empat) kriteria ;
Yang pertama : Anak Sebagai Musuh, dimana anak ini sangat menyusahkan, selalu menentang orang tua, membantah orang tua, berani kepada orang tua dan berada di jalan yang sesat / jalan syetan, selalu mengerjakan dosa, bahkan sampai mengancam keselamatan dan ketentraman orang tua. sebagai mana telah di singgung Allah dan Al Qur'an di surat At Tagabun : ayat 14
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Surah At-Tagabun (64:14)
Yang Kedua : Anak sebagai Cobaan atau Ujian atau Fitnah. dalam golongan kedua ini bisa jadi si anak ini anak yang penurut baik sikapnya tetapi sakit sakitan sehingga harus sebentar bentar masuk rumah sakit, bisa jadi juga anak ini sehat, baik namun selalu membuat orang tua sedih karena ketidak berdayaan si anak, bisa jadi juga anaknya sehat, tidak pernah berani dengan orang tua tetapi selalu bikin masalah dengan tetangga. Pada initinya golongan anak kedua ini adalah "Menguji kesabaran orang tua dalam menghadapi situasi yang di berikan Allah dengan adanya anak ini". Allah juga telah menerangkan kepada kita tentang anak sebagai Fitnah atau cobaan ini dalam Al-Qur'an surat Al Anfal ayat 28
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. Surah Al-Anfal (8:28)
Demikian juga di sampaikan Allah dalam surat : At Tagabun ayat 15
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Surah At-Tagabun (64:15)
Yang Ke Tiga : Anak sebagai Kebahagiaan/ Kebanggaan Duniawi saja. Dalam hal ini di contohkan oleh Pak ustadz, dengan cerita seorang Bapak yang hidup di desa mempunyai anak di kota, anaknyamempunyai usaha yang sukses sehingga kaya raya. suatu saat si anak ini pulang kampung (mudik) dan menunjukkan kekayaannya dengan membawa sebuah mobil baru yang harganya cukup mahal, yang tidak mungkin warga di desanya membeli mobil seperti mobil si anak ini. Si Bapak merasa bangga dengan keberhasilan anaknya, Dia menceritakan kepada tetangga tetangga nya tentang keberhasilan anaknya di kota. Dan perilaku orang tua ini "saking bangganya" kepada anakknya sampai sampai Dia seperti pembantu dan anaknya sebagai majikan. akan tetapi itu di anggap hal lumrah. karena "saking bangganya" kepada si anak yang sukses itu. padahal si anak ini sukses hanya dalam hal urusan dunia. tetapi si orang tua tetap bangga.
Keadaan ini sebenarnya telah di peringatkan oleh Allah dalam surat Ali imron ayat 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآب
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Surah Ali 'Imran (3:14)
di sisi Allahlah tempat kembali yang baik. Oleh karena itulah Allah mengajarkan kepada kita untuk berdo'a agar di berikan pendamping dan anak yang menyenangkan hati, baik dunia dan Akhirat, Doa ini di ajarkan kepada kita lewat surat Al Furqan ayat 74
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامً
Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Surah Al-Furqan (25:74)
dan ini lah golongan yang terakhir, yaitu
Yang ke Empat : Anak yang menyenangkan Hati . Semoga kita termasuk orang orang yang di kabulkan doanya sehingga mempunyai pendamping dan anak yang menyenangkan hati, yang menjadi pemimpin bagi orang orang yang beriman. yang tentunya bisa membawa kita ke jalan Allah SWT... Aamiin