INFO HERBAL :
Home » , , » BAHAYA MENYEBARKAN BERITA BOHONG

BAHAYA MENYEBARKAN BERITA BOHONG

Written By Unknown on Selasa, 06 Mei 2014 | 18.05

oleh : Ustadz Ahmad Muslim

Pada saat terjadi peperangan dengan bani musthaliq tahun 6 H, rasulullah ditemani oleh istrinya Aisyah RA. Selama perjalanan, Aisyah dikawal pasukan rasulullah dalam tandu tertutup. Pada saat istirahat di tengah perjalanan, Aisyah turun untuk buang hajat dan kemudian kembali ke tandunya. Peristiwa itu diketahui oleh para pengawalnya. Namun karena ada sesuatu yang ketinggalan, Aisyah turun lagi untuk mencari barang tersebut. Sayangnya pada saat itu para pengawalnya tidak ada yang melihat. Sehingga ketika rombongan pasukan berangkat kembali melanjutkan perjalanan, Aisyah RA ditinggal begitu saja.
Mengetahui dirinya ditinggal, Aisyah diam saja di tempat rombongan pasukan tadi beristirahat. Beruntung masih ada satu orang anggota rombongan yang berjalan paling akhir yaitu Safwan. Melihat istri rasulullah tersebut sendirian, Safwan mempersilakan Aisyah menaiki kudanya kemudian dia menuntunnya sampai di Madinah.
Para pengawal aisyah baru menyadari bahwa Aisyah tidak ada dalam tandunya setelah sampai Madinah. Mereka merasa lega ketika Aisyah muncul bersama Safwan.
Namun ada sebagian orang munafik yang melihat peristiwa tersebut sebagai bahan gosip yang sangat bagus. Mereka mengisukan bahwa Aisyah telah berselingkuh dengan Safwan. Sama dengan zaman sekarang, gosip tersebut cepat tersebar ke semua penduduk Madinah. Dari orang satu ke orang kedua ke orang ketiga dan seterusnya. Pesan berantai yang diyakini kebenarannya meskipun tidak pernah mengetahui fakta sebenarnya. Akibatnya Aisyah sangat terpukul sehingga beliau mengurung diri di rumah orang tuanya selama sebulan. Bahkan rasulullah sendiri pun sempat terpengaruh dengan berita itu.
Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat AnNur yang memberikan penjelasan tentang peristiwa yang sebenarnya.
Peristiwa di atas menunjukkan bahwa berita bohong yang disebarkan satu orang bisa menimbulkan gejolak yang sangat dahsyat. Bayangkan saja jika Allah tidak segera menurunkan wahyunya, apa yang akan terjadi dengan Aisyah. Bagaimana pula dengan rasulullah. Apa pula tindakan sahabat terhadap Safwan. Mungkin akan terjadi pertumpahan darah akibat tindakan yang hanya berdasarkan berita bohong tersebut karena ada pihak yang mempercayai dan pihak yang tidak percaya saling beradu.
Itulah dampak negatif berita bohong. Maka Allah mengingatkan dalam QS. an Nur : 15 "(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun, dan kamu menganggapnya remeh padahal dalam pandangan Allah itu soal besar."
Ya, kita sering dengan entengnya menggosip sana menggosip sini padahal belum tentu apa yang kita gosipkan itu benar. Kita anggap itu hal biasa padahal itu dosa besar. Bahkan celakanya itu menjadi industri hiburan yang menguntungkan.
Terlebih lagi pada saat masa pemilu ini. Banyak sekali berita yang tidak jelas kebenarannya disebarkan untuk mendiskreditkan seseorang. Dan kita percaya begitu saja tanpa melakukan kroscek kebenarannya. Parahnya kita ikut menyebarkannya.
Terus terang saja saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Apalagi yang melakukan itu para sahabat saya terutama yang aktif di dunia media sosial. Terlebih orang-orang yang saya tahu tingkat pemahaman islamnya sangat baik. Kenapa ini bisa terjadi? Itulah hebatnya syaithan. Dengan dalih supaya tidak salah memilih pemimpin, syaithan merekayasa skenario untuk menggelincirkan umat islam ini ke dalam dosa besar yang dianggap enteng ini. Mengkampanyekan calon pemimpin itu boleh saja, tapi tidak dengan menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya tentang calon lainnya.
Mari kita coba buka lagi quran sebagai pedoman hidup kita. Pelajari surat ke 24 secara seksama. Allah mengancam akan memberikan siksa yang sangat berat bagi orang yang menyebarkan berita bohong. Bahkan di dunia ini, mereka bisa dikenakan hukuman cambuk 80 kali dan kesaksiannya tidak akan pernah diterima.
Masihkah kita melanjutkan tindakan kita dengan menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya? Yakinkah bahwa berita yang Anda share itu pasti benar? Apakah anda sudah membuktikannya? Ketika kita tidak bisa membuktikan, tolong jangan disebarkan. Ingat, dosanya sangat besar. Siksanya pun sangat besar. Kecuali anda sudah siap disiksa oleh Allah hanya untuk sekedar mencapai tujuan anda.
Kepada tim sukses capres yang membaca tulisan ini. Saya berharap berhentilah untuk melakukan kampanye hitam. Berhentilah untuk membuat fitnah. Lebih baik buatlah berita tentang program yang sudah dan akan dilakukan capres anda. Tidak usah menyerang capres yang lain. Dalam politik tidak ada kawan yang abadi dan tidak ada lawan yang abadi. Bisa jadi hari ini saling bermusuhan besok saling bergandengan. Sementara jika anda membuat berita bohong untuk menyudutkan orang lain dengan maksud untuk menaikkan citra calon anda, anda sendirilah yang menanggung dosanya. Apa jadinya kalau ternyata calon anda akhirnya berangkulan dengan calon yang anda sudutkan. Sia-sia kan?
Bagi anda yang sudah terlanjur membuat status, meneruskan, dan mengetag berita bohong atau minimal belum jelas kebenarannya tolong segera diralat atau dihapus. Tidak ada manfaatnya berita itu. Yang mendapatkan manfaat hanya syaithan yang gembira karena akan banyak yang menemaninya di neraka.
Wallahu a'lam
Share this article :

TWIIT

MTA.OR.ID |

GALERI RUFAIDHOH HERBA CENTER

hidayatullah.com

 
Support : Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. PESANTREN KHALIFAH INSAN MULIA - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website