INFO HERBAL :
Home » , , , » KALAU ALLAH SUDAH BERKEHENDAK, TIDAK ADA YANG BISA MENGHALANGI

KALAU ALLAH SUDAH BERKEHENDAK, TIDAK ADA YANG BISA MENGHALANGI

Written By Unknown on Sabtu, 03 Mei 2014 | 20.58

 
ust. ahmad mulim, ust. saifudin zuhri, ust. riyad ahmad


oleh ustad ahmad muslim

Ahmad, seorang kontraktor, suatu saat mendatangi saya. Ia bercerita bahwa saat ini sedang menangani proyek pembangunan gedung di sebuah perusahaan. Hanya saja dalam pelaksanaan proyek terjadi banyak perubahan desain dibandingkaan gambar awal saat penawaran, sehingga terjadi pembengkakan biaya. Ditambah lagi sejak kenaikan harga BBM, harga material bangunan pun ikut melambung. Akibatnya biaya pelaksanaan proyek sudah melebihi dari Rencana Anggaran Biaya proyek yang sudah disepakati. Kondisi bangunan sudah 90%, tinggal pengerjaan finishing. Masalahnya ia sudah tidak punya uang lagi. Kalaupun termin terakhir bisa dicairkan, ia pun belum bisa menyelesaikan, karena mungkin habis untuk membayar utang material dan sub kontraktor. Ia sudah berusaha mengajukan peninjauan ulang harga proyek kepada pimpinan proyeknya, tetapi hanya dijanjikan akan diajukan jika pekerjaan sudah diselesaikan. Sang pemimpin proyek pun memberi "solusi" dengan akan memberikan rekomendasi kepada bank untuk memberikan kredit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tapi Ahmad menolak karena ia sudah tidak mau terjebak RIBA lagi.

Dia pun minta pendapat saya, bagaimana solusinya. Saya berikan opsi untuk mencari investor yang mungkin bisa membantu. Dia sudah melakukannya tetapi belum ada satu orang pun yang berminat. Kalaupun ada yang tertarik, mereka minta jaminan. Sementara dia tidak mempunyai jaminan. Akhirnya saya berikan opsi untuk menghentikan proyeknya, seluruh pekerjanya diliburkan dulu sampai nanti ada jalan keluar pendanaan. Dia bertanya "Bagaimana urusan saya dengan pimpronya kalau proyeknya saya hentikan? Saya gak enak karena sudah dekat dengan beliau, dan waktu memberikan proyek ini ke saya sudah berpesan supaya menjaga kepercayaannya dan nama baiknya". Saya pun menjawab "Kalau anda merugi apakah dia mau menanggung? Toh yang menanggung anda sendiri. Pasrahkan saja pada Allah, gak usah utang lagi. Perkara nanti bagaimana itu urusannya Allah. Yang penting anda sudah berusaha dan sekarang mentok. Anda mikir saja sudah gak bisa, ya sudah pasrah. Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu. Menyelesaikan bangunan itu kecil bagi Allah. Terus perbanyak istighfar, sholatnya jangan ketinggalan, sedekahin aja yang masih bisa disedekahin. Insya Allah ada jalan keluar". Ia pun pulang.

Beberapa hari kemudian dia menelepon saya bahwa ia sudah menghentikan proyeknya. Tapi masalahnya semakin sulit karena hari itu adiknya masuk rumah sakit dan ia sudah tidak ada uang lagi untuk membiayainya. Dia pun bertanya "apakah saya boleh menggunakan kartu kredit saya dalam situasi kepepet seperti ini?". Dengan tegas saya jawab tidak. "Ini adalah ujian keimanan, kalau anda yakin yang memberi rezeki Allah maka Allah pasti bisa memberi anda rezeki tanpa harus utang, apalagi utang yang mengandung riba. Berdoalah pada Allah agar dimudahkan urusan ini. Saya yakin anda akan mendapat jalan keluar. Semakin berat masalah anda, semakin teruji keyakinan anda, semakin dekat pula pertolongan Allah", tambah saya. Akhirnya dia menurut saja dan minta doa supaya dikuatkan hatinya dan dimudahkan urusannya, karena hari itu juga dia dipanggil owner perusahaan yang memberinya proyek untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya.

Siang harinya dia menelepon saya lagi sambil menangis sesenggukan. "Subhanallah ustadz, Allah besar. Tadi ketika saya bertemu dengan ownernya saya ceritakan tentang kondisi saya yang sebenarnya kenapa proyek saya hentikan, dan saya minta peninjauan harga. Si owner bisa menerima argumentasi saya, dan berjanji besok sisa termin akan dicairkan, dan pengajuan harga akan disetujui dengan perhitungan detil perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan." ceritanya. "Alhamdulillah, Allah langsung menjawab keyakinan dan ketaatan anda untuk tidak lagi terlibat riba dengan jalan yang tidak terduga. Terus istiqomah ya", jawab saya.

Dua hari berikutnya dia bbm saya mengabarkan bahwa uangnya sudah cair dan langsung habis untuk membayar tagihan. Saya mengingatkan untuk tetap bersyukur, minimal satu masalah bisa dilewati. Dia pun bisa melanjutkan pekerjaannya dengan sedikit sisa uang yang ada.

Sampai kejadian sebelumnya terulang lagi, uangnya habis dan pekerjaan belum selesai. Dia pun menghentikan pekerjaan lagi. Si pimpro menegurnya lagi, tapi dia balik menagih peninjauan harga yang diajukan, dan belum ada jawaban. Dia datang ke saya lagi meminta saran. Saya hanya bisa mendoakan semoga Allah berikan jalan terbaik. Saya minta untuk tetap sabar dan yakin bahwa Allah pasti memberikan pertolongan, selama kita taat kepadanya.

Beberapa hari kemudian saya bersilaturahim ke rumahnya. Dia cerita bahwa tadi pagi dia ditelepon oleh owner perusahaan menanyakan ada masalah apa lagi sehingga pekerjaannya dihentikan. Dia menjawab bahwa uangnya sudah habis, dan supaya peninjauan harganya segera ditandatangani. Minimal kalau sudah ada kepastian harga baru dia bisa negosiasi dengan pihak lain untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya. Si owner pun bertanya"berapa uang yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini?". Segera dia jawab "100 juta, insya Allah selesai". "Ya sudah, nanti minta aja ke bagian keuangan. Tolong segera diselesaikan pekerjaannya", sahut si owner. "Terima kasih pak, nanti saya langsung urus", jawabnya.

Ahmad pun langsung menghubungi bagiaan keuangan untuk mengajukan pencairan dana Rp 100 juta. Namun bagian keuangan tidak bisa mengabulkan permintaannya, karena prosedur perusahaan itu baru bisa mencairkan setelah satu minggu sejak pengajuan tagihan. Mendengar jawaban bagian keuangan itu, dia pun pasrah. Dia berpikir bahwa mungkin dia harus bersabar, tapi dia harus menghubungi ownernya untuk memberitahukan kendalanya. Dia pun menelepon si owner dan menjelaskan masalahnya. Mendengar penjelasannya tersebut, sang owner langsung meminta nomor rekening Ahmad. "Saya transfer pakai uang pribadi saya dulu, yang penting cepat diselesaikan proyeknya", pesan sang owner. "Baik pak", jawab Ahmad.

Beberapa menit kemudian Ahmad menerima sms dari banknya yang memberitahukan bahwa rekeningnya baru saja mendapatkan transfer dana sebesar Rp 100 juta. SUBHANALLAH.

Sebuah kisah yang menunjukkan bahwa kalau Allah sudah berkehendak maka tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi. Meskipun secara teori tidak mungkin, tapi kalau Allah menghendaki terjadi pasti terjadi. Di episode awal, mestinya tidak mungkin termin terakhirnya dicairkan jika pekerjaannya belum selesai 100%. Tapi ketika Allah sudah berkehendak, akhirnya termin terakhir itu bisa dicairkan sebelum pekerjaan selesai. Di episode selanjutnya, meskipun secara prosedur perusahaan dia baru bisa mencairkan dananya seminggu yang akan datang, tapi ketika Allah berkehendak cair hari ini maka tidak ada yang bisa menghalanginya.

Maha benar Allah yang berfirman "Apa saja rahmat yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya. Dan apa saja yang ditahanNya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dia lah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana" (QS 35:2).
Share this article :

TWIIT

MTA.OR.ID |

GALERI RUFAIDHOH HERBA CENTER

hidayatullah.com

 
Support : Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. PESANTREN KHALIFAH INSAN MULIA - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website